Sunday, November 21, 2010

20101122 - dim light

many unknown roads
Chase beyond the dim light
Time goes by
Takes more than I had..
After all,
Its my world
The path I choose
The nameless street we met..
All the way..
Flow through my soarred heart
No more words
No use..
Nothing within my gaze
Time finally come to stop
End my wandering mind
Into the new world
Out from repeating sadness
Trembing all my hand
Please..
Help me so I won't cry..
And start walk out the stage..
Into my own road..
Not ours..

Friday, November 05, 2010

far side of the night

Malam tertatih
perlahan menyusuri waktu
merambat …
diantara jejalur cahaya
membawa dingin luar
kedalam ….. jiwa …..
pelan …..
mencari …
menusuk …..
menjadi bayang bayang
di keempat sisi dinding
menjadi bayang yang tiada kukenal
dan ..
bayang yang tiada mampu kulupakan
bayang … pada ruang kosong …
bayang tentang suatu masa …
bagai debu debu
berterbangan ..
berwarna …
menjadi bentuk suram
…… sesuatu …..
yang mungkin ada
….. dahulu …..
dan kini ….
menghampiriku
menyelubungiku
pekat dan dingin
……. melukaiku ….
Waktu seolah berhenti
Seolah menanti …..
Seolah ….. bertanya …..
Melumpuhkanku …
ke dalam buai khayal …
tentang sebuah ruang waktu
dimana kata masih mempunyai arti
tentang sebuah kehangatan
canda maupun duka
tentang suatu masa
diantara dua dunia
dan …..
dan ……
seolah menjadi tirai …..
menutup … membatasi ….
Dan air mata …
dingin mengalir … diantara pusaran kesadaran
melihat pusara kehidupan
yang …. tiada kumengerti lagi …….
pusara yang ….. tak ingin kulihat …… lagi …….

Side Story

Melamun
lalu menulis
sambil membayang
dan sekedar mencoret
ditemani kabut asap rokok
bersama setumpuk kamus kamus muluk

Melamun
lalu mencetak
apa yang terlintas
yang terlalu muluk
atau kurang muluk
dan mencari cari
bahasa bahasa tak perlu
untuk menggambar khayal khayal kosong
seperti petak umpet
tapi tak ada padanannya
maka dicari cari
tiap bayangan
yang mungkin tersurat
dikeempat dinding kamar
yang membisu
seolah mentertawakan kusamnya kertas
yang kumal penuh coretan berkarat

Melamun
menelusuri bersitan bijak
membuka kitab kitab warna
berjalan jalan tiada tentu
pahatan pahatan lisan
lusuh penuh retakan
menyisakan nisan nisan tak terbayar
naga naga lembut
dan lain lain
dan seterusnya
dan sebagainya

Melamunkan malam
untuk melupakan siang
dan menantikan pagi
hingga lembar terakhir

Side Story

Melamun
lalu menulis
sambil membayang
dan sekedar mencoret
ditemani kabut asap rokok
bersama setumpuk kamus kamus muluk

Melamun
lalu mencetak
apa yang terlintas
yang terlalu muluk
atau kurang muluk
dan mencari cari
bahasa bahasa tak perlu
untuk menggambar khayal khayal kosong
seperti petak umpet
tapi tak ada padanannya
maka dicari cari
tiap bayangan
yang mungkin tersurat
dikeempat dinding kamar
yang membisu
seolah mentertawakan kusamnya kertas
yang kumal penuh coretan berkarat

Melamun
menelusuri bersitan bijak
membuka kitab kitab warna
berjalan jalan tiada tentu
pahatan pahatan lisan
lusuh penuh retakan
menyisakan nisan nisan tak terbayar
naga naga lembut
dan lain lain
dan seterusnya
dan sebagainya

Melamunkan malam
untuk melupakan siang
dan menantikan pagi
hingga lembar terakhir

book of art

Lembaran Kosong
putih ......
bagi hari ini
bersih .....
untuk mata ini
yang mendengar
menyimpan
segala ungkapan
sisi renungan
dera hari ke hari
dan tiap serpih bintang dilangit
yang tercecer dari sukmaku
yang kukumpulkan
tersulamkan emas
akan hidup yang kucinta

Lembaran ini
seperti pula kerangka masa
dengan paragraf paragraf bisu
dan selimut ladang kata
pada pertemuan kita
cintaku padamu
tiada terucapkan

Lembaran ini
tempatku merenung
mencari arti
memahami pekerti
atas perjalan ini
yang kulalui
kita lampaui bersama

Lembaran ini
bagian dariku
lukisan rapuhnya mimpi
yang ingin kita bina
yang tiada ingin kuubah
walau ia menjadi lambang
mata dari masa
yang menuai kedewasaan
untuk mencintaimu
bersama kelana jiwa
yang dapat menerima

(la fest et Doerd)

Rindu dihati
rindu di nadi
menelusup lembut
menusuk nusuk lamun malam

Rindu dimalam
menggelitik angan
tuk mencipta bayang
dipelupuk jiwa
dipelukan sepi

Hening
merajut resah
kedalam relung relung jiwa
ada yang hilang
ada yang kurang
........

Gambar gambar lembut berlarian
mengusik mimpi
menguak sadar
kedalam benam asmara
akan dirimu

Kubuka jendelaku
kubisikkan namamu pada rembulan
pada mega
alam yang mengalun ringan
rasa ini
diantara jarak raga
......
semoga dapat kaurasakan
cinta ini
kedalam mimpimu
betapa ......
kurindu dirimu
hatimu
tuk menemaniku .................

Alamku
sampaikanlah salamku
untuknya disana

Wednesday, November 03, 2010

Lieste ore vivenya eindert es Arthee

Mungkin ku bisu
atau kau tuli
atau semua membabi buta
mencipta cacat
melumpuhkan
hingga tiada ..

Mungkin adanya
…. Diadakan …
dan mendadak
seperti mengada ada
terjebak dalam simpan
dalam kedalaman
…. seolah mendua …
dalam kepak sejarah

Mungkin ….
kurun telah mencipta
melahirkan pisau bermata dua
menggoreskan arah
dan menorehkan celah
membelah
menjadi jalin
pintasan kaku
masa yang mengambang
bahasa yang mengembang
diantara rembang waktu

Mungkin …

meaning in my time


sometimes …..
wonder
little while
seem a long ago
all around
untold memory
empty frame
for many of the hope
life is the words
without beginning
floating at sea of time
raise any moment into
like today
here
through my eyes
I don’t  wanna be
reasonable
more than
less meaning
of
u

short tide

Denting demi denting..
Mendetakkan gulir waktu..
Dan kilas demi kilas..
Berdesir merebak
Mencipta sketsa sederhana
Dari masa..
Cerita..
Terukir perlahan dalam benak

Apa adanya seperti adanya
Rasa dan risau
Terlukis dalam pelukan malam
Yang terus bergulir mencari..

Jejak langkah kecil
Ambang mimpi dan lamunan
Nisan nisan waktu yang bisu
Untuk sebuah harga
Arti dan tanya
Raut yang terpahat diantara bintang
Terbenam bersama penat
Yang terus berpusar dan bertanya

dan terdiam..
memandang langit
bersenandung lirih
menutup mata..
agar bisa memandang ingatan
dan menikmati apa yang ada